Posted by: dhanichagi | January 27, 2014

Mount Lofty, Petualangan Nandjak Pertama di Adelaide

Sabtu lalu ada undangan gowes dari Pak Tok untuk ngeroad ke Norton Summit lanjut Mount Lofty Summit. Tadinya saya ragu mau ikut, mengingat hanya ada sepeda hybrid 8 speed, itupun dipinjamkan oleh Mas Santo. Akan tetapi kapan lagi bisa gowes sebelum istri jadwal kuliah dan tugas-tugas datang? Mount Lofty Summit yang terletak 15 kilometer dari CBD Adelaide, merupakan puncak tertinggi di Adelaide Region dengan ketinggian 727 dpl. Setiap akhir pekan, tempat ini ramai dipenuhi oleh wisatawan dan pesepeda yang ingin menikmati pemandangan langit dan kota Adelaide. Disediakan pula trek untuk bushwalking dimana kita bisa berpetualang di cagar alam dan melihat koala di habitat aslinya.

Pukul 6.15 saya sudah start gowes menuju rumah Mas Santo yang letaknya hanya 2 kilometer dari rumah saya di Tonsley, selatan Kota Adelaide. Cuaca dingin dengan suhu 18 derajat Celsius menusuk tulang, apalagi saat turunan. Brrr…
Saya hanya mengenakan jersey dan bikepants dengan asumsi di siang hari cuaca akan berubah menjadi panas. Ternyata dugaan saya salah sodara-sodara! Mount Lofty ternyata tempat yang paling dingin di Adelaide! Wkwkwkwk…
Hasilnya saya sukses menggigil dan terus mengayuh walau turunan, serta terus bergerak walau sedang istirahat supaya badan tetap panas. Lain kali harus pake vest walau gowes saat musim panas:p

Norton Summit

Norton Summit

Norton Summit

Sekitar 40 menit kemudian kita sampai ke rumah Pak Tok yang merupakan salah satu tokoh pesepeda di Adelaide. Setelah persiapan sepeda, kami pun dibimbing oleh Pak Tok untuk gowes menuju Norton Summit terlebih dahulu. Jalanan yang rata, menanjak landai dan lucu menjadi makanan kita menuju Norton Summit. Sepiiii, hampir ga ada mobil atau motor yang lewat, apalagi truk kontainer. Hehehe…
Bebas bisa menghirup oksigen sebanyak-banyaknya sambil menikmati pemandangan alam berupa lembah dan kota Adelaide dari atas. Jalur yang berkelok-kelok mengingkatkan kepada tandjakan di Puncak, landai dan sangat nikmat. Setelah 31 kilometer bersepeda dari rumah, sampai juga kita di Norton Summit. Klo di Indonesia, Norton Summit mirip seperti KM.0 Sentul yang ramai pesepeda kumpul tiap weekend. Di lokasi ini biasanya penuh akan pesepeda, walau ga ada warung teteh-teteh ya:p

Norton Summit menyediakan tap water dan keran yang bisa diminum, rasa airnya sama persis dengan air di rumah. Selain itu, dengan ketinggian ‘hanya’ 453 meter dpl, rute ini cocok banget untuk yang nyari keringet dan ada acara kondangan di siang harinya 😀

Pak Tok memberi semangat

Pak Tok memberi semangat

Saat beristirahat di Norton Summit, saya diberi Cliffbar oleh Pak Tok. Wah setelah dimakan, perut rasanya terisi dan ga lapar hingga siang. Kayaknya makanan yang patut dibawa saat gowes. Terima kasih pak!

Mount Lofty Summit

Setelah cukup kedinginan dengan istirahat berdiam diri dan lompat-lompat di tempat selama 15 menit, kami melanjutkan perjalanan menuju Cleland dan kemudian finish di Mount Lofty. Rute kali ini menawarkan pemandangan yang berbeda dengan perjalanan menuju Norton Summit. Pepohonan yang besar dan rindang mewarnai sebagian besar perjalanan ini. Kita juga melewati perkebunan anggur yang berjejer rapih dan tidak lupa untuk diabadikan fotonya. Tantangan rute ini cukup mantab, beberapa tandjakan curam membuat saya terpaksa menggunakan crank yang paling kecil dan sprocket menyisakan dua chainring besar. Cukuplah untuk cadangan jika ternyata masih banyak tandjakan-tandjakan curam di depan.

Vineyard di Mount Lofty Ranges

Vineyard di Mount Lofty Ranges

Beberapa kali kami dibalap oleh roadies lokal yang gowes berdiri di seluruh tandjakan. Mungkin karena crank mereka terlalu besar dan sprocket yang terlalu kecil menyebabkan mereka terpaksa mengayuh sekuat mungkin tanpa bisa nandjak ngicik seperti layaknya MTB. Sesaat sebelum menuju gerbang Mount Lofty, kami disusul oleh rombongan roadies dan ada ceweknya lho. Bahkan ada juga beberapa yang sudah berumur. Wah semua pada doyan nge road!

Sesampainya di TKP, kami jumpai banyak wisatawan dan pesepeda. Mungkin jumlahnya berimbang antara yang gowes dan dengan yang menggunakan mobil atau bis. Mereka tidak menyia-nyiakan kesempatan untuk berfoto dengan latar belakang pemandangan kota Adelaide. Selain itu, di Mount Lofty juga ada menara tinggi yang disebut The Obelisk, yang digunakan untuk memantau jika ada kebakaran di wilayah Adelaide.

Mas Santo dan Pak Tok

Mas Santo dan Pak Tok

Setelah puas berfoto dan istirahat, kami melanjutkan perjalanan pulang melewati jalan tol lama yang sudah tidak terpakai. Sepeda hybrid bisa saya pacu sampai 60 kilometer per jam! Deg-degan juga sih dengan spek untuk jalan santai tapi malah dipake turunan ngebut 😀
Jalur tol berubah fungsi menjadi jalur sepeda dan rambu-rambu lalu lintas tol masih terpampang jelas. Akan tetapi, sekarang dilengkapi dengan rambu petunjuk untuk pesepeda.
Kami juga melihat Eagle Mountain Bike Track, wah dulu cuma bisa liat foto-fotonya doang nih. Ada beberapa mobil yang parkir, namun tak terlihat mountain bikers yang lagi beraksi. Kapan-kapan cobain main di sana ah..
Setelah sampai di perempatan Cross Road, kami pun memisahkan diri dan sampai rumah di Tonsley sekitar pukul 12 siang.

Terima kasih Pak Tok dan Mas Santo atas suguhan tandjakannya. Ayo kita ulangi dan coba trek menantang lainnya di Adelaide 😀

Pose kayak di KM.0 :p

Pose kayak di KM.0 :p

http://www.endomondo.com/workouts/289845515?country=id&lang=en&measure=metric&o=course&fb_source=708


Responses

  1. Selamat pagi Mas,
    perkenalkan nama saya Chandra, saya ada rencana ntuk melanjutkan studi saya di Australia Insyaallah tahun ini.

    Saya mau nanya Mas, saya berencana mau bawa road bike saya kesana, Mas Dani dulu kirim via apa Mas sepedanya?
    atau beli disana?
    klo kirim bisa di share Mas contact ekspedisi atau tips

    terima kasih

    best regards
    Chandra Wemy
    wemy.sic@gmail.com


Leave a reply to abiacid Cancel reply

Categories