Posted by: dhanichagi | June 15, 2010

Ujung Pelangi di Situs Batu Tapak

Sabtu, 12 Juni 2010
Akhirnya setelah 2 minggu berturut-turut ga gowes, kita berkencan dengan Kanondel.
Oia Kanondel itu nama sepeda saya yg berasal dari merk Cannondale. Ga kreatip banget yak?
Wakakaka…

Oia blum perkenalan, nama saya Dhani Chagi. Dulu di blog yang ini dikenal dengan nama Spedaman 😀
karena saya sangat senang sekali bersepeda!

Mari lanjutkan.

Rencana ngajak temen-temen Rosela dan 1PDN tapi yang dateng hanya saya, Dultuk, Om Agung, dan Dosen Eko Warrior Cimanggis.
Perjalanan dimulai jam 6.30 dari Tanjung Barat menuju Jalan Juanda Depok untuk ketemu om Agung.
Lalu kami bertiga menyusuri naik turun Jalan Juanda ke Cimanggis untuk menjemput Dosen Eko.

Setelah personil lengkap, kita mulai gowes sekitar jam 7.30 dari Cimanggis.

Melalui Bukit Golf, River Side lalu nembus di pintu tol Gunung Putri Cibinong dan melewati Toko Om Toni Kamurang yang masih tutup.
Perjalanan dilanjutkan dengan masuk gang kecil dan keluar sebelum conveyer belt pabrik semen Holcim, sebelum Pasir Mukti.

Pitstop pertama di Indomaret Jalan Tajur Citereup karena ini merupakan Indomaret terakhir dalam perjalanan ke Batu Tapak.
Oia saya blum cerita klo tujuan gowes kali ini menuju Situs Batu Tapak Pasir Awi yang terletak di Kecamatan Sukamakmur Citereup.

Lanjut lagi gan ceritanya!
Setelah istirahat sejenak dengan Pocari Sweat lalu kita lanjut gowes menyusuri Jalan Tajur sekitar pukul 9.00.

Aspal mulus yg rolling naik turun dan disekitar kita tampak terlihat pemandangan yang sangat indah.

Tebing alami yang bikin ngiler para penikmat mountain climbing, sawah terhampar luas, tampak sungai yang mengalir di sela-sela bukit..
Melalui jembatan Tajur kita berhenti sejenak untuk foto-foto sedikit:p
Teteeep foto..

Lalu kita lanjutkan perjalanan dengan gowes sambil menghirup dalam-dalam oksigen segar dan jalan berkelok dibibir bukit sehingga kita bisa melihat pemandangan dilembah sana.
Tak terasa banyaknya tanjakan sangat menguras tenaga tapi ketika ketemu turunan langsung aja rem dilepas dan wuussss Kanondel meluncur hingga 50kmh.
Stop! Dibatasi cukup 50 kilometer per jam saja karena bahaya euy.

Tibalah ke jembatan goyang Sherly Malinton.
Disini tetep kita foto-foto:D
Oia kenapa namanya jembatan goyang?
Sebenarnya jembatan ini cukup besar tapi jika ada mobil yang lewat, jembatan ini berayun sangat kerasa sekali.
Setelah foto dan minum sebentar, kita lanjutkan dengan tanjakan legendaris yaitu Tanjakan Sherly Malinton.
Kenapa namanya Sherly Malinton??
Coba tanya mbah Gugel ups, maksude Mbah Rektor 1PDN yang menamakan tanjakan tersebut.
Hehehe,,

Tanjakan ini lumayan aduhai dengan satu kelokan tapi nanjaaaak terus….
Cukup curam di awal tanjakan dan tampak dari setengah tanjakan dengan background jembatan Sherly.

Ngap-ngap deh ditanjakan ini.
Sebenarnya setelah ketemu pertigaan SD Pabuaran, kita belok kanan dan kembali menanjak.
Tapi karena Praja Dultuk ngidam kue pisang, jadilah kita mampir dulu.

Kita semua ga terlalu suka kue pisangnya tapi Praja Dultuk malah seneng banget.
Heran dah,,
Sambil menyeruput teh manis, kita melemaskan kaki yang dah gowes sekitar 50 km dari Tanjung Barat.

Setelah Dultuk menghabiskan sekitar 3 kue pisang, kita lanjut lagi dan apa yang kita temui??
Lagi-lagi tanjakan!
Bener-bener dah tanjakan berkelok. Kirain tanjakannya dah abis tapi pas melewati kelokan, malah disuguhi tanjakan lagi…
Cuaca yang mendung sangat mendukung gowes nanjak.
Tapi godaan abang-abang es kelapa muda menggelayuti pikiran.
Sempet berfikir jangan-jangan pada berhenti minum es kelapa muda dulu nih:p

Lagi capek-capeknya nanjak, tiba-tiba terdengar suara gong gongan anjing dan anjing itu dengan polosnya mengejar saya dan Dosen Eko!
Whuaaaa tanjakan dan dikejar anjing pula!
Baru 50 meter anjing itu berhenti ngejar, tapi deg-degannya masih kerasa…

Kita kembali regrouping setelah menyelesaikan tanjakan tadi dan trek dilanjutkan jalan menurun yang super asyik!

Wuiiiiii Kanondel meluncur kencang!
Tak terasa (kiasan dari hampir mati rasa) ketemu juga Kecamatan Sukamakmur dan melewati pertigaan yang denger-denger jika kita belok kanan bisa kearah Rawa Gede lalu Kota Bunga Puncak…

Sekitar 700 meter kemudian kita ketemu juga tempat start Situs Batu Tapak Pasir Awi sekitar 54 km dari Tanjung Barat.
Tanjakan berbatu siap menyambut kita…
Bener-bener dah…
Tanjakan berbatu besar yang curam dan berkelok pula.


Mulai gowes jalan makadam sekitar jam 12.00 terik-teriknya…
Lagi asyik-asyiknya ngap-ngap nanjak, malah RD yang loncat-loncat
Payah dah!
Yo wis akhirnya ga jadi pake gear granny (gigi yang paling enteng). Terpaksa nanjak ga terlalu nikmat soale harus memperhatikan rante yang lelumpatan.
Ternyata mur untuk stel RDnya patah, jadi dia lompat-lompat klo di jalan offroad berbatu. Sedangkan jika di aspal mulus ga masalah.

Gowes pake gear kedua dari yang paling enteng ternyata lebih cepat. Maksude lebih cepat capeknya
Ahahaha…
Karena batunya gede-gede dan curam..
Anehnya tadi pas kita start kan cuaca mendung tapi ini kok tiba-tiba panas…
Udah gitu yang dulu biasanya pohon rimbun tapi kini banyak yang ditebang
Nambah panas deh.
Sekitar hampir 50 menit kemudian sampailah kita di Situs Batu Tapak Pasir Awi. Padahal tanjakan batu tadi cuma 2,5km lho..
Namun kita lanjutkan dulu sampai ketemu kampung terdekat dan cari warung karena waktu sudah menunjukan pukul 13.00
Warung langganan kita tutup, akhirnya nyari warung baru dan ketemu teteh-teteh penjaga warung lagi gendong anak. (maksudnya apa ni?)

Sholat Dzuhur dulu dan dilanjutkan makan seadanya..
Mie goreng, nasi dan ikan asin.
Maklum di kampung dan jarang rumah penduduk.

Seret deh makan ga ada sayur,, apa boleh buat daripada kelaparan.
Setelah selesai makan sekitar pukul 14.00 kita balik lagi ke Situs Batu Tapak dan foto-foto disana.

Situs ini berupa sepasang telapak kaki manusia pada batu besar yang terletak di pinggir bukit, sehingga tampak seluruh pemandangan jalur kita gowes tadi.
Sangat indah pemandangan dari sini.
Situs purbakala ini ada sejak zaman Tarumanegara sekitar abad ke 3 Masehi.
Untuk lebih lengkapnya tentang Situs Batu Tapak Pasir Awi, silahkan Tanya ke Mbah Gugel :p

Setelah puas mengabadikan dan narsis-narsisan di situs ini, kita kembali menanjak.
Yak! Menanjak, betul itu. Tiada gowesan nikmat seperti menanjak 😀
Wakakaka..

Tenang,,cuma 200 meter kok. Kemudian dilanjutkan dengan single trek turunan tanah!
Yippie! Turunan tajam tanah disambut gerimis mengundang.

Diselingi batu-batu kali dan kembali ke turunan tanah tak berujung.
Karena gerimis, tanah jadi basah dan jadilah ban kita ban donat.

Menyebrangi 3 kali kecil, kita ketemu tanjakan yang lucu-lucu.
Ban nambah jadi donat, jadilah kita ngorek-ngorek supaya ban bisa tetap mengalir.
Ban 2.1 tampak seperti ban 2.8 :p
Hehehe..
Rante udah coklat kena lumpur tapi masih bisa tetap gowes.

Gerimis terus menerus menemani perjalanan single trek kita dan ada hal yang sangat menakjubkan!
Kita bisa melihat pelangi, bukan hanya satu tapi dua pelangi.

Foto-foto deh, jarang bisa ngeliat pelangi dengan jelas di tengah hutan sabana antah berantah ga ada rumah dan cuma ketemu satu orang petani.
Lanjut gowes lagi, tanpa sadar kita ketemu ujungnya pelangi.

Gimana ya mendeskripsikan ujung pelangi?
Jadi pelangi kan bulat setengah lingkaran, nah ini kita bisa melihat ujung lingkarannya itu yang menyentuh tanah.
Bener menyentuh tanah, semak-semak lebih tepatnya.

Terkagum-kagum melihat pemandangan itu…
Tak terasa sudah menunjukan pukul 16.00 dan belum sholat Ashar.

Lanjut lagi gowes nuruuun terus…
Alhamdulillah ketemu juga aspal! Tutur Om Agung yang bannya dah hampir ga bisa digowes.

Cuci sepeda di kali kecil, lalu kita gowes ngebut sampai menemukan masjid terdekat.
Singkat cerita setelah Ashar dan kembali pulang lewat Kamurang, Cibinong. Kita mampir Maghrib dulu di masjid dekat tokonya Om Toni lalu makan di warteg dan lanjut pulang.
Sampe rumah pukul 20.30 karena kebanyakan berhenti dan kekenyangan makan di warteg:D
Hehehe…

Sampai jumpa lagi di petualangan selanjutnya!

Oia tambahan:
Total distance 111 km


Responses

  1. Suatu perjalanan panjang yg cukup melelahkan, tapi imbalannya suatu keindahan dan keberkahan dr Allah swt yg tak terhingga nilainya…kapan BBC di ajak gowes bareng ?.

  2. Keren tuk tulisannya….sayang di trek batu tapaknya kita gak banyak foto yah…habis, treknya bener2 bikin tenaga abis :D….jangan kapok ngajak gw tuk :p… (Praja kelaperan yang lelet nanjaknya)

    • iya ga sempet foto soale tanggung klo mo foto, ngap ngap duluan nanjaknya :p 3 Juli ikutan lagi tuk!

  3. Perjalanan yang bagus Mas Dhani!

    • Cobain ikutan trip ke Batu Tapak om!
      Blog blum sempet di update nih.
      Padahal ada beberapa trip yg seru juga

  4. belum ada postingan baru nih kayaknya…..

    • ga sempet om:p padahal banyak ide2 nih

  5. angkotnya banyak gak disini?

    #eaaa

    • Angkot cuma di jalan aspalnya aja om. Klo udah offroad, angkot ga bisa masuk. Kecuali angkotnya pake Land Rover :p hihihi…

  6. hari sabtu 19 Maret 2011 coba2 melintas ke arah sukamakmur, perbukitannya memang indah, cuma sana sini gundul aja, trus sepanjang jalan saya melihat ada cukup banyak usaha penggergajian kayu, jangan2 para perambah hutan yg sudah menggunduli hutan disekitar yg sudah berubah jadi lahan pertanian. Padahal setelah sy mencoba ngobrol dgn pemuda disekitar bahwa mereka merasa nggak punya /sulit mencari pekerjaan. Pikir sy kenapa ga memanfaatkan lahan yg amat luas disekitar sini. Tetapi sy puas dengan pemandangan yg masih alami dibanding dengan daerah sekitar puncak. Oh ya sy sempet ngobrol dgn pemuda tadi bahwa jalan tsb bisa tembus ke cianjur, jonggol dan tentunya ke bandung juga, terbukti ada mobil dengan pelat nomor T, D, B dan tentunya F juga, selamat mencoba.

    • Betul om! Bisa tembus ke Puncak juga:D Cobain jalur offroadnya juga maknyuusss.. Btw terakhir gowes kesana, lagi banyak yg menanam pohon sengon. Tapi investor besar yang menanam disana. Penduduk sekitar hanya jadi petugas keamanan atau petugas yang menanam pohon-pohon tersebut…


Leave a reply to dhanichagi Cancel reply

Categories